Saudaraku… Bulan yang penuh berkah tak lama lagi menjumpai kita… Pada bulan itu, pintu-pintu langit terbuka, sedangkan pintu-pintu neraka ditutup….
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila bulan Ramadhan telah masuk, maka dibukalah pintu-pintu langit.” dalam riwayat lain dikatakan, “Dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu Jahannam, dan setan-setan pun dibelenggu.” Dalam riwayat lainnya lagi disebutkan, “[dibuka] pintu-pintu rahmat.” (Muttafaq ‘alaih)
Orang-orang yang gemar berpuasa akan masuk surga melalui pintu istimewa….
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di surga itu terdapat delapan pintu. Salah satu di antaranya adalah pintu yang disebut pintu ar-Rayyan, tidak memasukinya kecuali orang-orang yang rajin berpuasa.” (Muttafaq ‘alaih)
Berpuasa dengan landasan iman dan mencari pahala di sisi-Nya merupakan sebab turunnya ampunan dari Allah ta’ala…
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu. Barangsiapa yang mendirikan sholat malam di bulan ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala niscaya akan diampuni pula dosa-dosanya yang telah berlalu. Dan barangsiapa yang menghidupkan malam qadar karena iman dan mengharapkan pahala niscaya juga akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (Muttafaq ‘alaih)
Saudaraku… Amalan puasa sangat tinggi nilainya di hadapan Allah ta’ala, oleh sebab itu balasannya akan dilipatgandakan tanpa batasan tertentu, berbeda dengan amal-amal yang lainnya….
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya sampai tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman, ‘Kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya -sekehendak-Ku-. Dia telah rela untuk meninggalkan syahwat dan makanannya karena-Ku.’ Orang yang berpuasa juga akan mendapatkan dua kegembiraan. Gembira di saat berbuka/berhari-raya, dan gembira tatkala berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh, bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi daripada harumnya minyak kasturi. Puasa merupakan perisai. Apabila kalian sedang menjalani puasa di suatu hari hendaknya tidak berkata-kata kotor dan jangan berteriak-teriak. Kalau misalnya ada orang yang mencaci-maki dirinya maka katakanlah kepadanya, ‘Aku adalah orang yang sedang berpuasa.’.” (Muttafaq ‘alaih)
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan dimana para setan dibelenggu dan terdapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan…
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Telah datang kepada kalian Ramadhan, suatu bulan yang penuh dengan berkah. Allah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa di bulan itu. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup. Pada bulan itu setan-setan yang bandel pun dibelenggu. Pada bulan itu Allah memiliki suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa yang terhalang dari kebaikannya maka sungguh dia telah terhalang dari kebaikan.” (HR. Ahmad dan an-Nasa’i, hadits dinyatakan jayyid oleh Syaikh al-Albani dalam al-Misykat)
Saudaraku… Pada bulan puasa, makan sahur sebelum subuh pun bernilai pahala dan mendatangkan keberkahan dari sisi-Nya…
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makan sahurlah, karena sesungguhnya di dalam santap sahur itu terdapat keberkahan.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari al-Irbadh bin Sariyah radhiyallahu’anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengundang aku untuk makan sahur pada bulan Ramadhan. Beliau bersabda, “Marilah kita menikmati sarapan yang penuh berkah.” (HR. Abu Dawud dan an-Nasa’i, sanadnya dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Misykat)
Bahkan, makan sahur menjadi ciri puasa orang-orang yang beriman…
Dari Amr bin al-‘Ash radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pemisah antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik hidangan sahur bagi seorang mukmin adalah kurma.” (HR. Abu Dawud)
Saudaraku… Kalaulah misalnya gelas masih berada di tangan sementara adzan telah berkumandang maka tidak mengapa menuntaskannya…
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian mendengar kumandang adzan (subuh) sementara bejana masih ada di tangannya maka janganlah dia meletakkannya sampai dia menyelesaikan keperluannya.” (HR. Abu Dawud, sanadnya dinyatakan sahih Syaikh al-Albani dalam al-Misykat)
Bagi para dermawan yang menginfakkan hartanya untuk memberi hidangan buka puasa, maka Allah pun janjikan pahala yang luar biasa…
Dari Zaid bin Khalid radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memberi makan untuk berbuka puasa atau mempersiapkan bekal pasukan maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang yang melakukannya (berbuka puasa/berjihad).” (HR. al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dinyatakan sahih Syaikh al-Albani dalam al-Misykat)
Saudaraku… Namun, puasa yang diterima bukanlah puasa sembarangan… Puasa yang diterima adalah yang bersih dari perusak-perusaknya…
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan beramal dengannya maka Allah sama sekali tidak membutuhkan perbuatannya meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari)
Saudaraku… Puasa bukan sekedar menahan lapar dan dahaga…
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Betapa banyak orang yang berpuasa dan tidak ada yang didapatkannya selain rasa dahaga, dan betapa banyak orang yang mendirikan sholat malam dan tidak ada yang didapatkannya selain begadang.” (HR. ad-Darimi, sanadnya dinyatakan jayyid oleh Syaikh al-Albani dalam al-Misykat)
Puasa yang dilandasi dengan kepatuhan total kepada syari’at Rabbul ‘alamin, bukan berlandaskan penuhanan akal dan perasaan…
Dari Mu’adzah al-‘Adawiyah, dia bertanya kepada ‘Aisyah radhiyallahu’anha, “Mengapa perempuan yang haidh harus mengqadha’ puasa namun tidak mengqadha’ sholat?”. Aisyah menjawab, “Kami dahulu biasa mengalami hal itu, dan kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa namun tidak diperintahkan untuk mengqadha’ sholat.” (HR. Muslim)
Puasa yang dikerjakan dengan mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam…
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk berpuasa pada hari raya idul fitri dan nahr/idul adha.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang lupa padahal dia sedang berpuasa kemudian dia terlanjur makan atau minum maka hendaknya dia meneruskan puasanya, karena sesungguhnya Allah lah yang memberinya makan dan minum.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umat manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka terus menyegerakan berbuka.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari Tsabit al-Bunani, suatu saat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu ditanya, “Apakah kalian dahulu di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci berbekam bagi orang yang sedang berpuasa?”. Beliau menjawab, “Tidak, kecuali apabila orang itu dikhawatirkan keadaannya menjadi sangat lemah.” (HR. Bukhari)
Saudaraku… Pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, carilah sebuah malam yang mulia…
Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anhu’anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Carilah lailatul qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anhu’anha, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa bersungguh-sungguh dalam beribadah pada sepuluh hari terakhir melebihi kesungguhan beliau pada hari-hari yang lain.” (HR. Muslim)
Apabila Ramadhan telah paripurna, maka berpuasa enam hari di bulan Syawwal akan semakin menyempurnakan pahala yang akan diterima oleh seorang hamba…
Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian dia mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka seolah-olah dia telah berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim)
Semoga Allah mempertemukan kita dengan bulan yang mulia itu, melarutkan kita dalam malam-malam yang dihiasi dengan berbagai bentuk ketaatan… Mudah-mudahan dengan itu Allah berkenan mengampuni dosa-dosa kita di masa silam… Huwa ahlut taqwa wa ahlul maghfirah…